Teknologi digital: Pondasi masa depan inklusif dan berkelanjutan di Indonesia. (Dok. Ist) |
Jakarta, JatengTerkini.id – Menteri Komunikasi dan Digital (Menkomdigi), Meutya Hafid, menekankan peran strategis teknologi digital dalam mendorong terciptanya masa depan yang lebih adil, inklusif, dan berkelanjutan di Indonesia.
Dalam acara Dialog Merajut Masa Depan Indonesia yang digelar di Kura Kura Serangan, Denpasar, Minggu (15/12/2024), Meutya menyampaikan bahwa teknologi digital memiliki potensi besar untuk mengurangi konflik sosial dan ketimpangan ekonomi.
"Teknologi digital dapat membantu mengurangi risiko konflik dan ketimpangan, sekaligus membuka peluang yang setara bagi semua, termasuk komunitas marjinal," ujar Meutya.
Transformasi digital untuk kelompok marjinal
Transformasi digital, menurut Meutya, bukan hanya sekadar inovasi dalam komunikasi, melainkan juga alat yang mampu memberdayakan masyarakat, khususnya kelompok yang rentan dan termarjinalkan.
Pemerintah terus mendukung upaya ini sebagai bagian dari strategi pembangunan nasional.
Selain itu, Meutya menggarisbawahi pentingnya penerapan teknologi yang didasarkan pada nilai-nilai etika, toleransi, dan kolaborasi.
Prinsip-prinsip ini dinilai penting untuk menghadapi tantangan global yang meliputi kesenjangan akses teknologi, perubahan iklim, dan konflik lintas batas.
Peran AI dalam perdamaian dunia
Kecerdasan buatan atau Artificial Intelligence (AI) menjadi salah satu contoh nyata bagaimana teknologi dapat digunakan untuk menjaga perdamaian global.
AI mampu menganalisis pola konflik di berbagai wilayah, membantu proses pengambilan keputusan berbasis data, hingga menciptakan sistem peringatan dini untuk mencegah eskalasi konflik.
"UNESCO memanfaatkan AI untuk menganalisis pola konflik di berbagai wilayah, membantu pengambilan keputusan berbasis data, serta membangun sistem peringatan dini di Afrika dan Asia Selatan," ungkap Meutya.
Harmoni dalam teknologi dan prinsip Tri Hita Karana
Selaras dengan filosofi Tri Hita Karana yang menekankan harmoni antara manusia, alam, dan spiritualitas, Meutya Hafid menegaskan bahwa teknologi harus digunakan untuk melayani kemanusiaan.
Senada dengan hal ini, Presiden Prabowo Subianto dalam forum Konferensi Tingkat Tinggi APEC sebelumnya juga mengingatkan agar kemajuan teknologi tidak disalahgunakan.
"Karena kekuatan teknologi dapat membawa kemajuan besar bagi kehidupan manusia, tapi juga mampu membawa kehancuran kehidupan manusia dengan sangat cepat. Mari kita manfaatkan teknologi untuk kebaikan, menyatukan masyarakat, dan mendorong kemajuan," tegas Meutya mengutip Presiden Prabowo.
Pembangunan yang berorientasi pada kesejahteraan
Dalam acara yang sama, Wakil Ketua Dewan Ekonomi Nasional, Mari Elka Pangestu, mengingatkan bahwa pembangunan berkelanjutan tidak hanya berkisar pada pertumbuhan ekonomi, tetapi juga harus memperhatikan kesejahteraan masyarakat secara luas.
"Kemajuan yang sejati adalah yang membawa manfaat bagi semua, tanpa merusak lingkungan dan memberdayakan mereka yang rentan," ujar Mari.
Ia juga mendorong peserta acara untuk merefleksikan perjalanan transformasi ekonomi Indonesia di tengah dinamika global, sekaligus memanfaatkan momentum untuk mempercepat keberlanjutan pembangunan.
Kerja sama digital untuk masa depan berkelanjutan
Menkomdigi Meutya Hafid menegaskan komitmen pemerintah untuk mewujudkan keberlanjutan digital melalui penandatanganan nota kesepahaman dengan Presiden Yayasan Upaya Indonesia Damai, Tantowi Yahya.
Nota ini menitikberatkan pada pemanfaatan teknologi digital untuk mendukung pembangunan berkelanjutan.
Melalui inisiatif ini, pemerintah berharap teknologi dapat berfungsi sebagai penghubung antarindividu di masyarakat sekaligus alat pelestarian lingkungan.
Program ini diharapkan menjadi langkah nyata dalam menciptakan Indonesia yang lebih kompetitif, adil, dan inklusif di masa depan.