BSC5BSrlGSO8GUd8BSd5GUY5Gd==

Meningkatkan Pertumbuhan Ekonomi 8% Melalui Orkestrasi Pemerintahan yang Cerdas

Meningkatkan Pertumbuhan Ekonomi 8% Melalui Orkestrasi Pemerintahan yang Cerdas
Ilustrasi pertumbuhan ekonomi. (Dok. Ist)

Jakarta, JatengTerkini.id - Untuk mencapai target pertumbuhan ekonomi sebesar 8%, Indonesia membutuhkan orkestrasi pemerintahan yang cerdas dalam mengatasi berbagai tantangan.

Salah satu tantangan utama yang harus dihadapi adalah daya beli masyarakat yang mengalami penurunan.

Oleh karena itu, berbagai langkah konkret dan mendesak harus diambil untuk meningkatkan daya beli masyarakat agar dapat mendukung pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan.

Hal ini disampaikan oleh Direktur Eksekutif Institute for Development of Economics and Finance (Indef), Esther Sri Astuti, dalam acara Sarasehan 100 Ekonom Indonesia yang bertema "Estafet Kepemimpinan Baru Menuju Akselerasi Ekonomi" di Jakarta pada Selasa, 3 Desember 2024.

Dalam kesempatan tersebut, Esther menekankan pentingnya kolaborasi dan kebijakan yang tepat guna mencapai target pertumbuhan ekonomi yang ambisius ini.


Pentingnya orkestrasi pemerintahan yang smart

Esther mengungkapkan bahwa untuk mencapai pertumbuhan ekonomi 8%, tidak hanya konsumsi rumah tangga yang perlu ditingkatkan.

Pemerintah juga harus menggerakkan sektor-sektor lain yang menjadi mesin pertumbuhan ekonomi, seperti investasi, ekspor, dan pengeluaran pemerintah. 

“Presiden Prabowo menetapkan target pertumbuhan ekonomi sebesar 8%. Agar target pertumbuhan ekonomi 8% itu tidak sekadar target, tidak hanya sekedar omon-omon doang, maka diperlukan orkestrasi pemerintahan yang smart untuk menyelesaikan segera berbagai tantangan dan pekerjaan rumah yang ada,” ujar Esther.


Tantangan fiskal Indonesia yang mengkhawatirkan

Selain daya beli, Esther juga menyoroti tantangan besar di sektor fiskal yang harus dihadapi pemerintah. Pendapatan pajak yang relatif stagnan dan rasio utang yang terus meningkat menjadi perhatian serius.

Esther mencatat bahwa ruang fiskal yang semakin sempit, terutama dengan andalan pembiayaan dari pajak, harus segera diatasi.

Di sisi lain, meskipun rasio utang terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) Indonesia masih berada di bawah 60%, saat ini Indonesia telah mencapai angka 38%.

“Ruang fiskal kita makin sempit dengan motor utama dari pembiayaan dari tax revenue [pendapatan pajak]. Namun demikian, di sisi lain rasio utang PDB memang masih di bawah 60%, tetapi ternyata dari kondisi saat ini kita sudah mencapai 38%,” jelasnya.

Untuk itu, Esther menekankan pentingnya pengelolaan utang yang lebih baik dan upaya maksimal untuk mengoptimalkan penerimaan negara melalui pajak.

Pemerintah harus memiliki strategi yang tepat untuk mengatasi masalah fiskal ini agar tidak menghambat pencapaian target pertumbuhan ekonomi.


Peran Sarasehan 100 ekonom Indonesia dalam menyusun Kebijakan ekonomi

Forum Sarasehan 100 Ekonom Indonesia menjadi wadah yang sangat penting bagi para ekonom dan pemangku kebijakan untuk berdiskusi dan merumuskan ide-ide yang dapat memperkuat kebijakan ekonomi nasional.

Dalam acara ini, diharapkan akan muncul gagasan-gagasan baru yang dapat mengakselerasi pertumbuhan ekonomi Indonesia.

“Dengan target pertumbuhan ekonomi yang 8 persen, saya rasa kita harus memberikan sumbangan pemikiran bagaimana bisa mencapai target pertumbuhan ekonomi yang 8% itu,” tambah Esther.

Melalui kolaborasi antara pemerintah, para ekonom, dan sektor swasta, diharapkan tantangan-tantangan besar yang dihadapi Indonesia dapat diatasi dengan cepat, dan ekonomi Indonesia dapat tumbuh dengan stabil dan berkelanjutan.

Ketik kata kunci lalu Enter

close