Unsoed dan Unwiku kolaborasi tingkatkan keterampilan petani kapulaga dan perajin gula semut di Desa Sambirata. (Dok. ANTARA) |
Banyumas, JatengTerkini.id – Universitas Jenderal Soedirman (Unsoed) dan Universitas Wijayakusuma (Unwiku) bekerja sama dalam Program Kosabangsa untuk mengadakan pelatihan bagi petani kapulaga dan perajin gula semut di Desa Sambirata, Kecamatan Cilongok, Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah.
Program ini bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilan para petani dan perajin lokal, dengan dukungan penuh dari pemerintah Desa Sambirata.
Tim pendamping dari Unsoed terdiri dari Prof. Hery Winarsih, Dr. apt. Eka Prasasti Nur R., dan Dr. Hidayah Dwiyanti. Sedangkan tim pelaksana dari Unwiku diwakili oleh Dr. Isnaeni Rokhayati, Oti Kusumaningsih, M.Si., dan Tri Watiningsih, M.T.
Dukungan pemerintah desa Sambirata
Kepala Desa Sambirata, Tarwan, menyambut baik program pelatihan ini dan berharap melalui kegiatan tersebut, para petani dan perajin dapat meningkatkan pengetahuan dan keterampilan mereka.
“Kami berharap pelatihan ini dapat meningkatkan pengetahuan dan keterampilan, sehingga bisa meningkatkan kualitas produk yang dihasilkan,” ujar Tarwan dalam sambutannya.
Pelatihan dan sosialisasi produk Kapulaga dan Gula Semut
Pelatihan ini melibatkan penyuluhan dan sosialisasi mengenai pembuatan produk turunan kapulaga, seperti tepung kapulaga dan minyak atsiri, serta pengolahan gula semut berkualitas.
Tiga narasumber dari Unsoed hadir memberikan materi mengenai masing-masing produk tersebut.
Prof. Hery Winarsih menjelaskan manfaat dan proses pembuatan tepung kapulaga, yang bisa menjadi bahan dasar untuk minuman rempah. Dr. apt. Eka Prasasti Nur R. menambahkan bahwa sisa kapulaga yang sudah dipilah dapat disuling untuk menghasilkan minyak atsiri, sehingga setiap bagian kapulaga dapat dimanfaatkan secara optimal.
Dr. Hidayah Dwiyanti juga memberikan panduan untuk memperbaiki dan meningkatkan kualitas gula semut yang dihasilkan para perajin.
Ia menekankan pentingnya memahami tahapan-tahapan produksi yang tepat agar produk gula semut dapat layak jual dan sesuai dengan permintaan pasar.
"Meskipun pembuatan gula semut terlihat sederhana, ada tahapan penting yang harus dipahami untuk menghasilkan produk gula semut yang layak jual dan sesuai permintaan pasar," kata Prof. Hery Winarsih.
Dampak pelatihan bagi produktivitas dan ekonomi lokal
Dengan adanya keterampilan dan pengetahuan baru ini, diharapkan petani kapulaga dan perajin gula semut dapat meningkatkan produktivitas mereka, menghasilkan produk baru, serta meningkatkan nilai ekonomi dari kapulaga dan gula semut yang mereka produksi.
Pemerintah Desa Sambirata bersama Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (LPPM) Unsoed berkomitmen untuk terus mendukung dan mendampingi para petani dan perajin ini hingga tahun depan.
Diharapkan, melalui program Kosabangsa, Desa Sambirata dapat menjadi contoh bagi desa lain dalam mengembangkan potensi produk lokal dan meningkatkan kesejahteraan masyarakatnya.