JATENGTERKINI.ID - Lion Group memanfaatkan momentum Bali International Airshow (BIAS) 2024 untuk memperkenalkan inovasi terbaru mereka, yaitu jok pesawat berbahan kulit buatan lokal dari Garut, Jawa Barat. Inovasi ini telah diterapkan di 70 unit pesawat mereka, sebagai bagian dari upaya mendukung produk dalam negeri dan memperkuat sinergi antara industri penerbangan dan pengrajin lokal.
Dok: Antaranews |
Menurut keterangan Danang Mandala Prihantoro, Corporate Communications Strategic of Lion Group, inovasi ini sudah mulai diimplementasikan sejak tahun 2023 melalui fasilitas perawatan pesawat mereka, Batam Aero Technic (BAT). "Ini bertahap dipasang di pesawat-pesawat Grup Lion, pertama karena Garut terkenal dengan perajin kulit, kedua ini salah satu inisiasi yang mengolaborasikan industri penerbangan dengan industri perajin," ungkap Danang pada acara yang diadakan di Kabupaten Badung, Bali, Jumat (20/09).
Penggunaan jok kulit lokal ini merupakan hasil kerja sama dengan UKM Garut Makmur Perkasa, yang memproduksi jok untuk kelas ekonomi dan bisnis di pesawat Lion Group. Upaya ini juga diharapkan dapat menciptakan lebih banyak lapangan pekerjaan. "Terbukti dari jumlah pekerja yang awalnya 10 orang menjadi berlipat ganda karena permintaan mereka tinggi," kata Danang.
Kerja sama ini melibatkan berbagai keahlian dari para pengrajin lokal, termasuk teknisi kulit, peternak, ahli desain, dan tekstil. Dengan cara ini, Lion Group tidak hanya mendukung pengrajin lokal, tetapi juga memberdayakan berbagai profesi terkait dalam industri kulit dan tekstil di Garut. "Kolaborasi dengan UKM Garut ini membutuhkan tenaga dari aspek perajin lokal bisa rekrut macam-macam keahlian seperti yang ahli teknik kulit, peternakan, ahli desain, kemudian yang ahli tekstil yang paham warna dan kualitas, dan penjahit," tambah Danang.
Selain menampilkan produk lokal di BIAS, Lion Group berharap untuk menunjukkan potensi besar para pengrajin lokal kepada dunia. Jok kulit buatan Garut ini, menurut Danang, telah melewati uji kualitas baik di tingkat nasional maupun internasional, dan memiliki ketahanan yang sangat tinggi, mampu bertahan hingga 30-50 tahun. Dari sisi harga, produk lokal ini juga dinilai jauh lebih kompetitif, dengan harga yang 50 persen lebih murah dibandingkan produk impor.
"Kami ingin membuktikan bahwa perajin lokal mampu berkolaborasi dengan industri besar seperti aviasi," jelas Danang. Selain itu, ia juga menekankan bahwa semakin banyak maskapai penerbangan kini lebih memilih jok berbahan kulit karena estetika dan kualitasnya yang lebih baik dibandingkan bahan kain. "Ini sesuai kampanye bangga buatan Indonesia, ini jadi bukti nyata ada produk buatan Indonesia, dan upaya memberi wawasan baru kepada pengunjung terhadap industri penerbangan," tutupnya.
Dengan langkah ini, Lion Group tidak hanya mendukung pengrajin lokal, tetapi juga memberi dorongan bagi industri dalam negeri untuk bersaing di pasar global melalui inovasi yang mereka tampilkan di BIAS 2024.